Membuat Planet Pintar Anti Tsunami

Selasa, 12 April 2011

Tentu kita ingat kejadian tsunami yang melanda jepang tepatnya wilayah Myagi dengan kekuatan 8,8 SR pada Jumat (11/3/2011) yang telah meluluhlantakan perekonomian jepang dan dunia.
Berikut kejadian untuk mengingat kembali kejadian tersebut :
"Kantor berita Associated Press melaporkan tentang kejadian Gempa dan Tsunami di jepang ini, bahwa Gempa sudah terasa pada pukul 14.46 waktu setempat. Sekitar selang 30 menit kemudian terjadi gempa susulan dengan kekuatan 7,4 SR. Namun menurut pantauan Badan Survei Geologi AS menilai bahwa gempa pertama berkekuatan 8,8 SR dengan berpusat di kedalaman 24,3 km sekitar 130 km di sebelah timur Sendai di pulau utama Honshu Jepang. Gempa besar tersebut beresiko terjadinya Tsunami di Jepang.
Setelah kejadian gempa dengan kekuatan 8,8 SR tersebut yang menimpa Jepang, pihak Badan Meteorologi Jepang langsung mengeluarkan peringatan tsunami diseluruh daerah pesisir pantai timur Jepang, yang menghadapi Samudera Pasifik. Ternyata peringatan Tsunami di jepang tersebut bukan hanya untuk negara itu, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik di Hawaii telah menyatakan peringatan Tsunami akibat gempa di jepang untuk beberapa negara antara lain, Rusia, Pulau Marcus, dan Kepulauan Mariana.
Selain beberapa negara diatas, peringatan Tsunami akibat gempa di jepang juga dikeluarkan untuk negara lain, termasuk indonesia, Guam, Taiwan, Filipina, dan untuk negara bagian Hawaii, AS. Bahkan dampak tsunami di jepang akan dirasakan sekitar 20 negara yang ada di dunia terutama yang dekat dengan posisi jepang."

Kita kembali kepada topil permasalahan yang bertema "Planet Pinter Anti Tsunami".
Tentu kita bertanya kenapa saya memberikan judul tersebut?Ok..kita mulai saja.Tujuan saya disini untuk mengatasi tsunami dengan menggunakan teknologi yang kita punya.
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.

Sistem Peringatan Dini 


Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami. Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atau permukaan laut yang terhubung dengan satelit.
Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama denganperangkat yang mengapung di laut buoy, dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh pengamat manusia pada laut dalam.

Ok sekarang kita bisa menyambungkan dengan ide saya ini dimana ide saya ini adalah membuat sebuah parit di tengah pantai misalnya kita membuat parit sepanjang 40meter dengan kedalaman 20-40meter juga.




Dan pada parit tersebut kita akan membuat saluran pembuangan menuju pantai juga.kenapa pembuangannya menuju pantai juga?
Mari kita ikuti penjelasan saya berikutnya.Setelah ombak tsunami datang dan akan menuju ke pantai tentunya ombak tsunami tersebut akan melewati parit yang telah kita bangun sebelumnya.Sebesar dan setinggi apapun ombak tersebut  pasti air tersebut akan masuk ke dalam parit yang kita bangun tadi dan akan menuju saluran pembuangan yang telah kita rancang sedemikian rupa yang akhirnya akan kita gunakan untuk memecah ombak tsunami yang datang tersebut.Tentu kita telah mengerti air akan menuju daerah yang lebih rendah dan jika ada 2 ombak yang saling bertabrakan/bertumbukan ombak tersebut akan hancur dan normal kembali.

Tentu dengan teknologi dan pemikiran kita yang ada sekarang ini kita bisa memperhitungkan timing yang tepat untuk membuat tumbukan pada ombak tersebut.


1 komentar:

  1. Anonim mengatakan...:

    :h:

Posting Komentar

Please leave a comment about this article

 
SiniSalo Blog © 2011 | Designed by Ndra Ringo